jump to navigation

SEJARAH ARYA DAMAR (I) Oktober 29, 2009

Posted by Goes Tu in Sejarah.
trackback

Pada Prasasti Arya Kenuruhan maring Bali Dwipa disebutkan : “Sira Arya Damar Sire Juge Mebiseka Aditya Warman” (Reji 1984: 1/X55). Artinya : “Beliau Arya Damar juga Beliau bernama Aditya Warman”.

Dijelaskan dalam Babad Keluarga Arya Damar di Sunantaya pada lembar 7a disebutkan: “Wijahandikanira Sang Prabu, ring Sang Arya Damar, maring sira yayi Arya Damar Arya Kenceng. Kakasihan nira Jumeneng Patih Ingsun Ring Bangsul, Sira Juga Yayi Sadede Singgih Ingsun…” dan seterusnya. Artinya : “Sabda Sang Prabu (Tribuwana Tungga Dewi) kepada  Sang Arya Damar, adikku Sang Arya Damar yang saya cintai ditemani Arya Kenceng menjadi Pepatih saya di Bali. Adikku juga sekeluarga dengan saya”.

Juga pada lembaran Pertama disebutkan : “Iki Peling ira Sang Nata Saking Wilatikta Kedaton iraring alastrikring arin nira Sang Arya Damar, akadaton ring Tulembang Jumeneng ikang rat, maring ikang Ratu ring Sunantara, Anggawula ring Wilatikta, hana putran ira ratu anom : Anom-Anom prawiraika, angrakseng Sunantara, tan lian, Sang Ra Arya Damar, agenu abawa rasa ring Patih Gadjah Mada “ (X34 : 1.3). Artinya : “Inilah Perintah/sabda Raja yang berstana di Majapahit (Alas Trik) kepada adiknya Sang Arya Damar yang menjadi Raja berstana di Palembang (Sumatra) tetapi mengabdi di Majapahit, ada putra beliau (Sang Arya Damar) yang masih muda-muda (Arya Ngurah Barak, Arya Ngurah Gading, Arya Ngurah Yasa) beliau-beliau itu amat perkasa dan yang berkedudukan di Sunantara/Sumantaya Penebel (Sunantyaya sekarang) yang memegang kekuasaan tidak ada lain dari yang terhormat SANG ARYA DAMAR”.

Raja pertama Majapahit (Raden Wijaya) Kertharajasa Jaya Wardana, beliau kawin dengan empat orang wanita. Diantaranya Putri Kertha Negara Raja Singosari yang bernama : Tribuwana dan Raja Patni. Pada tahun 1293 mengambil 2 Istri lagi yaitu Putri Melayu yang bernama Dara Jingga dan Dara Petak. Diceritakan, Dara Jingga melarikan diri (karena difitnah) dalam keadaan mengandung, dan diambil oleh salah satu dari keluarga Raja Mauliwarmadewa yang bergelar Bethara Siwa di Melayu (dalam Pararaton Dara jingga Alaki Dewa). Sembilan bulan kemudian  Dara Jingga melahirkan seorang bayi laki-laki dan pada saat bayi itu lahir, ada sinar yang menyala di ubun-ubunnya sehingga bayi tersebut diberi nama ARYA DILAH / Arya Damar pada tahun 1294. Dia merupakan keturunan Sri Muliwarman Raja di Sumatra (X77 : 84).

Pada usianya ke-14 (tahun 1308), ia datang menemui Ayahnya Raden Wijaya. Kedatangannya tidak diakui sebagai anaknya sebelum mampu melaksanakan ujian dari Raden Wijaya, antara lain yaitu menumpas para pepatih yang berkuasa di Palembang (Sumatra). Atas keampuhan dari keris yang bernama Sanghyang Tiga Sakti yang diberikan oleh Ibunya sehingga mampu melaksanakan ujian dari Raden Wijaya. Maka Arya Dilah diakui sebagai anaknya dan namanyapun diganti dengan ARYA DAMAR.

Karena jasanya maka ARYA DAMAR diangkat menjadi Raja di Palembang di bawah kekuasaan Majapahit. Pada tahun 1308, Arya Damar kemudian dikawinkan dengan putri Cukim dari degeri Cina yang disaksikan oleh rakyatnya di Sumatra dan wakil dari Majapahit yaitu Patih Bagah, Patih Waham, Patih Demung Kalungsur dan diberikan mas kawin berupa Porcelin (Piring Kuno dari Cina) dan lainnya yang sampai sekarang masih disakralkan oleh keluarga Arya Damar di Sunantaya. Mengenai kelahirannya, Arya Damar lahir pada tahun 1294 Masehi yang seumuran dengan kelahiran sepupunya yaitu Raja Jaya Negara, dimana hanya tempat kelahirannya yang berbeda dimana Raja Jaya Negara lahir di Majapahit.

Perkawinan Arya Damar dengan Putri Cukim melahirkan Putra antara lain :

  1. ARYA NGURAH BARAK (Ratu Bhatãra di Wayan)
  2. ARYA NGURAH GADING (Ratu Bhatãra di Made)
  3. ARYA NGURAH YASA (Ratu Layang Petak)

Tiga Putera Sang Arya Damar disebut : Ngurah Barak, Ngurah Gading dan Ngurah Yasa (Rajapurana / X3:9)

Raden Wijaya mengkat (wafat) tahun 1309, maka Putranya Kala Gemet di angkat menjadi Raja Majapahit bergelar Sri Jaya Negara mulai tahun 1309 – 1328. Selama Jaya Negara memerintah, banyak kehilangan daerah kekuasaannya antara lain BALI, BLAMBANGAN dan BANYUWANGI. Selanjutnya, yang memiliki hak yang kuat untuk naik tahta Majapahit adalah GAYATRI (Raja Patni). Tetapi Gayatri telah menjadi Pertapa sehinnga diwakili oleh Putrinya yaitu Tribhuwana Tungga Dewi Jaya Wisnu Wardani yang telah bersuamikan Raden Cakra Dara (Krta Wardana), putranya adalah Hayam Wuruk.

Dinyatakan dalam Prasasti Manjusri bahwa Arya Damar (Adityawarman) adalah turunan Raja Patni (dijadikan anak angkat) melalui alur ayahanda Raden Wijaya dipersaudarakan dengan anak Raja Patni (Tribhuwana Tungga Dewi dan Dyah Wyat Srirajadewi) karena tidak mempunyai keturunan laki-laki. Maka dari itulah Arya Damar mempunyai kedudukan tinggi di Majapahit.

Komentar»

1. Komang kuat bersinar - April 5, 2010

bos, wenten babad yg menceritakan keturunan arya di mengwi desa sobangan, badung bali??? suksma…..

Goes Tu - April 5, 2010

wah… itu ndk ada… saya hanya punya cerita dari Arya Damar keluarga saya di Sunantaya Tabanan… Maap nggih…


Tinggalkan komentar